Struktur baja dapat berdiri kokoh karena menerapkan sambungan baut. Oleh karena itu pada saat pemasangan baut struktur baja, harus anda lakukan dengan benar. Mungkin sebagian orang berpendapat pekerjaan ini mudah. Karena tidak memahami resikonya, jika baut mur tidak terpasang dengan sempurna. Atau karena tidak menyadari selain faktor teknis. Ada pula faktor non teknis yang harus kita hadapi, ketika melaksanakan pekerjaan ini. Memasang baut struktur baja harus oleh tukang yang berpengalaman. Dan telah terbiasa bekerja pada ketinggian, mengangkat beban berat dan bekerja sesuai metode. Karena lingkup pekerjaan ini, tidaklah sekedar memasukkan baut pada material baja yang berlubang. Kemudian mengencangkan baut dengan sebuah kunci, lalu selesai. Sama sekali tidak. Melainkan harus berdasarkan langkah-langkah kerja yang matang. Misalnya mulai dari persiapan alat-alat, antisipasi agar tidak terjadi kecelakaan kerja, maupun tata cara memasang baut mur. Demikian juga memiliki solusi, yang mana bila pekerjaan mengalami kendala. Jenis alat yang tepat guna memasang mur baut Saat ini banyak jenis kunci yang berfungsi untuk mengencangkan baut mur. Tetapi tidak semua alat-alat tersebut dapat kita gunakan untuk pekerjaan baja. Oleh karena itu jenis-jenis kunci, yang tepat untuk pemasangan baut struktur baja adalah 1].Kunci pas open end spanner, 2].Kunci ring box spanner, 3].Kunci ring pas/kombinasi combination spanner, 4].Kunci soket socket spanner, 5].Kunci momen atau torsi torque wrench. ukuran kunci memasang baut konstruksi baja Bicara tentang ukuran sangat erat hubungannya dengan satuan. Seperti kita ketahui satuan ukuran kunci maupun baut, sebenarnya ada 2, yaitu metrik dan inci. Tetapi implementasinya pada pelaksanaan pemasangan baut, ukuran kunci yang umum dipergunakan adalah bersatuan metrik milimeter. Sementara satuan ukuran baut mur adalah inci. Oleh sebab fakta inilah kami sebut sebelumnya, bahwa tukang harus yang berpengalaman. Mengenai jenis kunci telah jelas, hanya 5 macam. Lalu bagaimana tentang ukuran kunci?, apakah semua ukuran dapat kita pergunakan?. Tentu tidak. Sebab ada banyak ragam ukuran kunci, yaitu mulai dari 8 sampai 80 milimeter. Padahal yang kita perlukan saat pemasangan baut konstruksi baja hanya kunci berukuran 19-36 milimeter saja. Mengapa?. Alasannya adalah karena baut-baut struktur baja Indonesia, umumnya menggunakan diameter M12 sampai M24. Atau kalau dalam satuan inci, Ø1/2” hingga Ø1”. Penting anda ketahui, ketentuan tentang ukuran kunci berlaku untuk semua jenis. Hanya yang berbeda adalah bentuk kunci. Kita ambil satu contoh, kunci pas dengan ukuran 19. Kunci ini berguna untuk mengencangkan baut M12. Oleh karena untuk 4 jenis kunci lainnya bila ukurannya 19, maka juga berfungsi untuk baut M12. Adapun cara penggunaan ukuran kunci-kunci tersebut adalah Ukuran kunci 36 berguna untuk pemasangan baut M24 atau Ø1” Kunci 34 untuk mengencangkan baut M22 atau Ø7/8” Kunci 30 untuk baut M20 atau Ø3/4” Ukuran 24 adalah untuk baut M16 atau Ø5/8” Dan kunci 19 untuk baut M12 atau Ø1/2” kunci layak pakai untuk pemasangan baut Setiap alat tentu memiliki masa pakai yang terbatas, termasuk kunci. Dalam jangka waktu tertentu lubang pengeras baut akan aus. Dan pada kondisi aus berarti kunci tidak layak pakai lagi. Oleh karena itu, bila masih kita pergunakan kunci tidak berfungsi dengan baik. Nah, guna menghindari mal fungsi pada alat. Sangat penting anda ketahui tanda-tanda kunci yang layak pakai untuk pemasangan baut. Adapun ciri-cirinya sebagai berikut Gagang maupun lubang pengunci tidak berkarat, bengkok atau retak. Ukuran kunci presisi. Yakni memiliki toleransi 0,05 sampai 0,1 milimeter. Khusus kunci ring, kunci pas atau kunci kombinasi, kedua ujungnya masih berfungsi dengan baik. Untuk kunci momen, indikator kekencangan baut masih berfungsi. Umumnya untuk pemasangan baut rangka baja dengan kunci momen. Jenis harus anda pakai adalah jenis klik. Dengan kunci momen jenis klik, bila kekerasan baut telah mencapai batas maksimal. Maka kunci momen ini akan mengeluarkan suara klik. Berbeda dengan dua jenis kunci momen lainnya, yaitu jenis dial digital dan jenis jarum. Penilaian tentang kunci yang baik untuk memasang baut, tidak kita nilai dari harga atau merek. Oleh sebab ketentuan standar mutu kunci telah jelas. Yaitu oleh JIS Japan Industrial Standard, ANSI American National Standard Institute, dan DIN Deutsches Institut für Normung, dari negeri Belanda. Jadi ketika anda membeli kunci, tanyakan kepada penjaga toko. Apakah kunci tersebut telah sesuai dengan salah satu standar tersebut. Atau jika kunci yang anda beli bermerek, maka produsen akan mencantumkan keterangan standar kualitas. pelindung diri memasang baut Sabuk keselamatan safty belt merupakan Alat Pelindung Diri APD paling utama. Oleh karena itu saat memasang baut konstruksi baja, para tukang selalu memakai APD ini. Kegunaan alat ini adalah guna melindungi mereka yang bekerja pada ketinggian. Dan seperti kita ketahui, pemasangan baut struktur selalu bersamaan dengan perakitan rangka baja erection. Yang mana dominan bekerja pada ketinggian, sehingga dengan memakai alat ini tukang tidak akan jatuh. Selain sabuk keselamatan, berikut ini adalah jenis APD memasang baut ada rangka baja Helm proyek berwarna kuning, Seragam kerja lengkap dengan baju rompi, Sepatu kerja berbahan kulit, Kaca mata pelindung debu maupun radiasi matahari, Masih terkait dengan alat kerja pemasangan baut. Ternyata ada beberapa perlengkapan tambahan yang penting untuk menunjang pekerjaan ini. Antara lain palu kecil dan drip. Drip ini sangat mirip dengan drip penitik yang berguna membuat titik baut. Tetapi yang berbeda hanya panjangnya. Kalau drip penitik ±10 centi meter, namun drip untuk pemasangan baut ini bisa mencapai 30 centi meter. Tetapi bahan dan bentuk 2 jenis drip ini adalah sama. Dalam gambar ini tukang sedang melaksanakan pemasangan baut pada balok baja. Silahkan anda perhatikan, apakah ada yang salah dengan pelaksanaan pekerjaan tersebut?. Jawabnya ada. Yaitu para pekerja tidak menggunakan APD proyek. Lalu kaitannya dengan proses pemasangan baut adalah tanpa menggunakan APD lengkap, tukang tidak dapat mengencangkan baut secara maksimal. Oleh karena resiko terjatuh. Dan akhirnya baut mur tidak terpasang dengan benar dan kuat. Masih terkait dengan gambar, anda lihat ada 2 tukang berada pada balok baja. Oleh karena balok baja berukuran besar, dan baut-bautnya juga berdiameter besar. Maka pemasangan baut balok seperti ini memang harus 2 orang. Dan langkah-langkah pelaksanaan yang benar, seperti berikut Pastikan ukuran kunci maupun baut mur telah benar. Masukkan drip pada lubang baut kolom baja. Kemudian sorong drip tersebut, hingga masuk ke lubang baut balok. Masukkan baut satu persatu dan secara perlahan. Sehingga tidak merusak ulir baut. Pastikan seluruh kepala baut pada sisi yang sama. Segera pasang mur pada masing-masing baut. Lakukan pengencangan baut mur, dengan cara mulai dari baut yang tepi. Seorang tukang menahan mur dengan kunci kombinasi. Tukang yang lainnya mengencangkan kepala baut dengan kunci momen. Setelah terdengar suara klik kunci momen, segera hentikan pengencangan kepala baut. Lakukan langkah 8 sampai 10, untuk setiap proses pengencangan baut mur. Dan mulai langkah 1 hingga 10, guna memasang baut balok lainnya. Indikasi baut mur tidak terpasang dengan baik Walau pemasangan baut struktur baja telah mengikuti metode kerja. Masih saja ada kemungkinan beberapa baut mur tidak terpasang dengan benar. Seperti pada gambar berikut, silahkan anda perhatikan. Sebab itu sebelum anda melakukan perbaikan. Penting anda ketahui lebih dulu tanda-tandanya, yaitu a. Terjadi celah pada sambungan baut struktur Celah antar komponen struktur baja terjadi karena baut mur kurang rapat. Jadi boleh kita sebut penyebabnya adalah faktor non teknis. Sebab kesalahannya terletak pada pelaksanaan saja. Tetapi mengakibatkan konstruksi menjadi tidak kokoh. penting kita ketahui pula, sebenarnya rongga seperti ini tidak perlu terjadi. Apabila pengencangan mur baut terlaksana secara maksimal. Jadi untuk mengatasi baut yang belum rapat, caranya seperti berikut Lakukan pengencangan ulang pada baut yang telah terpasang, satu demi satu. Pengencangan baut harus secara perlahan, serta dengan kekuatan yang merata, Lalu beri tanda pada baut yang telah kencang dengan memakai spidol. b. Lubang tidak terpasang dengan baut Dapat kita pastikan bila masih ada baut yang tidak terisi, adalah karena lubang baut tidak presisi. Yang mana salah satu lubang baut pada komponen bergeser. Oleh sebab itu ketika baut kita masukkan, tidak dapat menembus kedua komponen. Jadi boleh kita simpulkan kesalahan ini terjadi karena faktor teknis. Dan sebenarnya dapat kita antisipasi, bila pembuatan lubang baut terlaksana dengan benar. Cara mengatasi lubang baut tidak presisi Ketika salah satu baut tidak terpasang, oleh sebab lubang yang tidak presisi. Maka solusi satu-satunya, lubang baut harus anda perbaiki. Sepintas memang terkesan tidak profesional, karena posisi struktur baja telah berdiri. Tetapi mengingat sistem sambungan baja telah menetapkan baut mur, maka anda haru pastikan alat sambungnya terpasang seluruhnya. Memperbaiki lubang yang tidak presisi harus dengan pengeboran ulang. Anda tidak boleh menggunakan alat potong blender cutting torch. Sebab bila dengan alat ini maka kekuatan struktur baja akan berkurang. Oleh sebab terjadinya panas nyala api dengan temperatur yang tinggi. Jadi satu-satunya alat yang boleh anda gunakan adalah bor tangan. Adapun teknis pelaksanaannya adalah dengan cara berikut Persiapkan sebuah bor tangan. Lengkap dengan sambungan kabel listrik yang cukup. Pastikan diameter mata bor telah sesuai untuk ukuran baut. Pasang perancah, yaitu sebagai tempat anda melakukan pengeboran. Lakukan pengeboran pada lubang yang bergeser. Dan pastikan apakah telah telah presisi. Terakhir, pasanglah baut mur. [Penutup] Agar pemasangan baut terjamin berkualitas Adalah tugas pengawas proyek untuk memastikan bahwa semua baut telah terpasang rapat. Sebab menentukan apakah mur baut telah kencang atau belum, seharusnya menjadi wewenang pengawas. Memang dengan alat kunci momen tukang dengan mudah mengetahui bahwa baut telah kencang. Namun tidak berarti pengawas tidak pelu melakukan kontrol. Tetapi dengan adanya pengawasan yang ketat, maka mutu pemasangan baut lebih terjamin. Selain dari segi pengawasan, agar pemasangan mur baut berkualitas. Yaitu mengantisipasi pengeboran ulang pada struktur baja yang sudah berdiri. Sehingga penanggulangan mengenai lubang yang tidak presisi, dapat terlaksana dengan baik dan profesional. Oleh sebab itu pada saat ada indikasi baut tidak bisa kita pasang, maka komponen struktur segera kita turunkan. Dengan demikian pelaksanaan pengeboran ulang dapat kita lakukan dibawah. Demikian penjelasan kami mengenai pemasangan mur baut struktur baja. Semoga dengan membaca artikel ini, dapat menambah pengetahuan anda. Sehingga kedepan kejadian seperti pada gambar terlampir, tidak terulang kembali.
TukangLas Konstruksi Baja. Pengelasan adalah teknik menyambung dengan cara memanaskan pada suhu tertentu dengan maupun tanpa bahan pengisi yang kemudian akan didinginkan supaya dapat menyatu kembali. Perusahaan kami adalah layanan tukang las struktur baja yang dapat membantu anda untuk menyelesaikan segala proses konstruksi dengan tim yang
Pengelasan baja yang kita maksud adalah khusus lingkup pekerjaan konstruksi yang menggunakan baja sebagai bahannya. Hal ini perlu kita batasi, agar kita dapat mengetahui secara spesifik apa tujuan pengelasan. Seperti telah kita ketahui, menyambung material adalah salah satu pekerjaan utama, yang harus ada pada saat kita membuat sebuah komponen/rangka baja. Serta menyambung baja dengan las, adalah cara yang cukup familiar hingga saat ini selain sambungan baut. Tujuan pengelasan baja Pekerjaan pengelasan baja merupakan salah satu proses pembuatan konstruksi baja, yang banyak kita temui saat fabrikasi, silahkan baca Metode Kerja Fabrikasi Baja. Namun demikian, pekerjaan ini juga banyak kita temui sewaktu perakitan serta pemasangan komponen. Nah, dari deskripsi ini dapat kita jabarkan, ada 2 macam tujuan melakukan pengelasan pada material baja, yaitu baja pada saat fabrikasi Beberapa tujuan pelaksanaan pengelasan pada saat proses fabrikasi baja adalah Untuk menyatukan 2 bahan yang berbeda jenis hingga terbentuk sebuah komponen baja. Misalnya guna membuat sebuah tiang/kolom, kita harus menyatukan pelat baja dengan profil 2 bagian bahan yang sama jenis hingga terbentuk sebuah profil baja yang baru. Misalnya guna Membuat Baja Kastela, profil baja King Cross atau Welded Jig atau alat bantu kerja yang berfungsi menjepit bahan selama pengelasan berlangsung. baja di lokasi proyek Adapun tujuan pengelasan yang kita lakukan pada lokasi proyek antara lain Untuk menyatukan beberapa komponen baja hingga terbentuk kesatuan konstruksi. Misalnya untuk membuat rangka talang yang menggunakan bahan besi Siku, kita harus lakukan pengelasan dengan seluruh rangka batang baja agar membentuk sebuah rangka atap. Misalnya untuk membuat rangka atap kubah atau lengkung, yang terbuat dari bahan pipa besi,Menghubungkan komponen baja dengan struktur beton/cor. Misalnya untuk memasang sebuah konsol baja pada kolom beton, maka dapat kita lakukan dengan cara pengelasan. Gambar proses penyatuan baja kastela dengan lasJenis-jenis pengelasan baja Hingga pada saat ini ada sekitar 35 jenis pengelasan seluruh dunia. Namun dari begitu banyak jenis sambungan las, yang paling populer untuk Sistem Sambungan Baja Konstruksi hanya 2 jenis, yaitu dengan las busur listrik Atau dalam istilah asing Shielded Metal Arc Welding SMAW, adalah sambungan las yang menggunakan busur nyala listrik sebagai sumber pencair baja. Adapun busur listrik terjadi, yaitu pada saat kawat las elektroda yang telah teraliri arus listrik positif, bersentuhan dengan material baja yang beraliran listrik negatif. Selanjutnya, panas dari busur listrik yang terbentuk antara baja dengan elektroda meyebabkan baja maupun ujung elektroda mencair, dan kemudian membeku menjadi dingin secara bersamaan. Demikian populernya jenis las ini, sehingga tidak hanya untuk keperluan konstruksi, sebab hampir semua kepentingan pengelasan, pemakaian las busur listrik banyak kita temui. dengan gas Atau yang kita kenal dengan istilah Gas Metal Arc Welding GMAW atau CO2 Welding. Adalah pengelasan baja yang menggunakan sumber panas dari energi listrik yang berubah/konversi menjadi energi panas. Atau dapat kita sebut kombinasi busur listrik dengan gas kekal Inert. Adapun busur listrik kita pergunakan untuk mencairkan profil baja melalui adanya tambahan berupa kawat las polos tanpa selaput elektroda, yang memiliki diameter 2-3 milimeter serta berbentuk gulungan. Sementara pelindung oksidasi antara baja dengan kawat tersebut, berasal dari gas pelindung yang berupa gas kekal atau CO2. Itu sebabnya jenis las ini juga terkenal dengan sebutan CO2 welding. Macam-macam Posisi pengelasan baja Berdasarkan 2 jenis pengelasan tersebut, bila kita tinjau kembali dari posisi pengelasan baja. Ada berbagai macam posisi yang dapat kita praktekan untuk melaksanakan sambungan las. Yaitu menurut ketentuan/standar ASME American Society of Mechanical engineers ada 7 jenis posisi pengelasan. Sementara menurut ISO International Organization for Standardization, praktek pengelasan dapat kita lakukan dengan 8 jenis posisi. Sengaja tidak kita jabarkan secara detail masing-masing posisi pengelasan baja tersebut, sebab implementasi sambungan las pada konstruksi baja, memperioritaskan 2 macam posisi pegelasan saja. Yang artinya sedapat mungkin posisi pengelasan jenis lain kita hindari, dengan tujuan agar menghasilkan mutu sambungan pengelasan yang baik. Gambar posisi melakukan pengelasan pada bajaSeperti tertera pada gambar, 2 macam posisi pengelasan baja tersebut adalah Posisi las dibawah tangan downhand/flat position, atau dengan kode PA dan 1GPosisi las horizontal horizontal vertical position, dengan kode PB dan 2F. Faktor yang mempengaruhi mutu pegelasan baja Selain menentukan jenis serta posisi pengelasan pada baja, ternyata ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kualitas baja yang kita sambung. Hal ini menjadi perhatian kita, sebab menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam pelaksanaan las. terjadinya cacat pada pengelasan Terjadinya cacat atau kesalahan pada proses pengelasan baja secara umum terbagi 2 yaitu 1]. Cacat las yang terlihat dengan mata, dan 2]. Cacat las yang tidak terlihat. Adapun potensi terjadinya cacat pada pengelasan baja, terjadi sebab adanya kelalaian kerja, antara lain Persiapan pegelasan yang tidak baik. Yaitu melaksanakan sambungan pada bahan dengan peralatan yang tidak lengkap, terburu-buru serta tidak berdasarkan shop ada kontrol/pengawasan terhadap material baja yang telah tersambung dengan las, sehingga harus melakukan perbaikan. Perlu kita ketahui adanya perbaikan tersebut akan mengakibatkan kerusakan pada profil jenis elektroda yang tidak sesuai dengan alat las,Tidak mengikuti prosedur pengelasan dengan benar. cacat las Dari 3 macam kelalaian kerja tersebut, dapat kita pastikan akan terjadi cacat pada sambungan las bila kita melakukan salah satu kelalaian saja. Adapun jenis-jenis cacat pengelasan yang perlu kita ketahui, adalah seperti berikut Peleburan tidak sempurna. Yaitu terjadi akibat bahan baja dan elektroda tidak melebur secara bersama-sama dan menyeluruh. Indikasinya adalah karena adanya kotoran, terak, oksida serta bahan lain yang menempel pada permukaan baja,Penetrasi kampuh yang tak memadai. Adalah kondisi dimana kedalaman las lebih dari tinggi alur yang telah ditetapkan. Cacat las seperti ini dapat terjadi bila diameter elektroda terlalu besar, sementara daya listrik yang kita pakai terlalu kecil,Porositas. Yaitu adanya rongga atau kantung-kantung gas yang kecil terperangkap selama proses pendinginan. Adapun cacat ini dapat terjadi sebab arus listrik yang terlalu tinggi atau busur nyala yang terlalu panjang,Peleburan berlebih. Yaitu terjadinya alur pada permukaan material baja yang tidak terisi oleh las, yang terlihat menyerupai lembah. Cacat las ini terjadi sebab pemakaian arus yang terlalu tinggi, sementara ayunan elektroda terlalu pendek/ terak. Yaitu adanya elektroda yang mencair dan kemudian segera mendingin, mengakibatkan terak terjebak sebelum naik ke permukaan material Yakni keadaan pecah-pecah ada baja yang kita las, baik yang sejajar maupun yang melintang terhadap garis las. Hal ini terjadi sebab adanya unsur-unsur getas yang terbentuk selama proses pengelasan. dan aturan pegelasan baja Berikut ini standar dan aturan pengelasan baja yang berlaku secara universal. Artinya baik pada sistem pegelasan busur listrik maupun las gas, dapat kita terapkan dalam satu standar, yaitu Panjang minimum las tidak kurang dari 40 milimeter, atau 8-10 tebal las,Bila harus terjadi panjang las yang lebih dari 40 milimeter, maka pengelasan kita lakukan dengan putus-putus,Pada kasus las yang putus-putus, pada batang tarik jarak masing-masing bagian las yang terputus tidak lebih dari 16 t atau 30 cm. Sedangkan untuk batang tekan tidak lebih dari 24 t atau 30 cm. Adapun t yang kita maksud adalah tebal minimal profil baja yang kita las sudut tidak melebihi 1/2t, misal untuk tebal baja 8 milimeter maka tebal las sudut maksimal adalah 4 milimeter,Dalam hal penentuan standar tebal las berdasarkan tebal profil yang akan kita las, maka untuk t ≤ 7 milimeter tebal minimal las adalah 3 milimeter,Untuk t =7 s/d 10 milimeter tebal minimal las adalah 4 milimeter, sementara t =10 s/d 15 milimeter tebal minimal las adalah 5 milimeter. Dan untuk t ≥15 milimeter tebal minimal las adalah 6 milimeter,Gambar kerja shop drawing yang menunjukan tentang pelaksanaan las harus jelas, yaitu meliputi jenis alat las serta posisi pengelasan, jenis elektroda, panjang maupun bentuk sambungan las, Peralatan keselamatan dan kesehatan dalam pengelasan Sesuai dengan standar mengenai keselamatan dan kesehatan kerja K3, dalam pengelasan baja baik sebagai juru/tukang las atau pembantu tukang, penting melakukan persiapan yang matang guna terhindar dari hal-hal yang tidak kita inginkan, utamanya untuk menghindari kecelakaan saat bekerja. peralatan keselamatan kerja las Adapun persiapan yang harus kita lakukan terlebih dahulu adalah melengkapi segala macam alat keselamatan selama pengelasan baja berlangsung, antara lain Seragam kerja las, yaitu terdiri dari baju lengan panjang serta celana panjang yang terbuat dari bahan kain katun,Topi pet berbahan katun, yang dapat kita putar kebelakang untuk memudahkan pemasangan topeng las,Topeng las, yaitu berfungsi untuk melindungi mata dan wajah dari radiasi nyala busur las maupun dari percikan nyala las,Apron, yaitu berguna untuk melindungi tubuh selama proses pengelasan,Sarung tangan yang terbuat dari kulit,Sepatu kerja safty. dalam pelaksanaan pengelasan Selama pelaksanaan pengelasan baja, yang harus kita perioritaskan adalah keselamatan mata, paru-paru serta kulit. Maka untuk semua hal-hal yang perlu kita persiapkan agar kesehatan tetap prima, kita lakukan terlebih dahulu sebelum pekerjaan pengelasan mulai. Adapun resiko terhadap kesehatan akibat pengelasan baja, dapat kita jabarkan berikut ini Mata perlu kita lingdungi dari radisi busur nyala listrik, sehingga tidak merusak selaput luar mata dan mengakibatkan mata kering. Sebab jika kita biarkan dan berlanjut untuk jangka waktu tertentu, maka mata dapat menjadi kita jaga agar tetap bersih, sebab pengelasan baja menghasilkan berbagai macam gas. Yang jika kita hirup pada jangka waktu yang lama, akan berakibat pada kesehatan paru-paru serta dapat meracuni sangat rentan terhadap panas dan radiasi ultra ungu, serta dapat mengakibatkan kulit terbakar. Penutup Seperti telah kita sebutkan, walau ada berbagai jenis alat las serta posisi pengelasan, namun penting untuk menentukan metode mana yang akan kita terapkan. Hal ini berkaitan dengan persiapan alat, tenaga kerja, mutu pengelasan serta perlengkapan alat keselamatan serta kesehatan kerja. Sebab mustahil dapat kita kuasai serta terapkan semua jenis las, demikian juga mengenai posisi pengelasan. Sehingga untuk menjaga kualitas pekerjaan tetap baik, kita harus tetapkan cukup dengan 2 jenis pengelasan, yaitu las busur listrik dan pengelasan dengan gas. Juga cukup dengan menerapkan 2 posisi pengelasan, yakni posisi las bawah tangan PA/1G dan posisi las horizontal PB/2F.Cukup simple, praktis namun sangat efektif.PekerjaanLantai. Pekerjaan lantai adalah pekerjaan yang biasa dilakukan pada konstruksi bangunan dengan ruang lingkup dan kondisi lingkungan yang sangat kompleks. Ketebalan lantai kerja sekitar 10 sampai 15 cm. Dalam pembuatan lantai kerja, beton bertulang tidak boleh diletakkan langsung di atas permukaan tanah.
PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA 1. Umum. Pasal ini mengatur pelaksanaan pekerjaan baja berikut segala peralatan pendukung yang dibutuhkan seperti tercantum dalam gambar struktur dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari spesifikasi lainnya. Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor yang berpengalaman untuk pekerjaan ini dan harus disetujui oleh Konsultan MK. Kontraktor harus mempunyai tenaga ahli yang berpengalaman sehingga dapat mengatasi seluruh masalah lapangan dengan cepat dan benar. Kontraktor harus melampirkan struktur organisasi dan membuat surat pernyataan yang menjamin bahwa personil yang diajukan akan berada di lokasi proyek selama pekerjaan berlangsung. Kontraktor harus melampirkan metode pelaksanaan serta alat-alat yang akan digunakan dalam proyek ini dengan memperhatikan urutan dan kecepatan pekerjaan. Kontraktor wajib menyediakan peralatan tersebut di lokasi pekerjaan tepat pada waktunya sehingga tidak menghambat pekerjaan lainnya. 2. Lingkup Pekerjaan Tenaga kerja, material dan peralatan. Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan konstruksi baja termasuk penyediaan tenaga kerja, pengadaan bahan-bahan baik bahan dasar maupun bahan penyambung, peralatan baja dan alat-alat bantu lainnya yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik dan aman. Pengukuran lapangan. Pekerjaan pengukuran yang mencakup kondisi lapangan yang ada, seperti hasil pekerjaan beton yang sudah dilaksanakan, maupun segala penyimpangan yang terjadi, sehingga dalam gambar kerja diperlukan penyesuaian. Tenaga ahli. Kontraktor harus menyediakan tenaga ahli yang berpengalaman di lokasi pekerjaan, sehingga dapat menyelesaikan segala masalah yang timbul di lapangan secara cepat dan benar. Gambar kerja/ shop drawings. Kontraktor harus membuat gambar kerja secara ditail, sebelum pekerjaan dimulai, termasuk penyesuaian dengan kondisi lapangan sampai mendapatkan persetujuan dari Konsultan MK. Gambar terlaksana/ As built drawings. Setelah pekerjaan dilaksanakan, Kontraktor wajib membuat gambar terlaksana sesuai dengan struktur yang dilaksanakan, dan diserahkan kepada Pemberi Tugas sesuai dengan kontrak. 3. Peraturan - Peraturan Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar pelaksanaan digunakan peraturan sebagai berikut 1. Tata cara perencanaan struktur baja untuk bangunan gedung, SNI 03-1729-2002 2. American Institute of Steel Construction Specification AISC 3. American Society for Testing and Materials ASTM 4. American Welding Society - Structural Welding Code AWS 5. Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia PUBBI-1982 4. Perhitungan Berat Konstruksi Baja Berat jenis baja Berat jenis baja adalah 7800 kg/m3. Satuan berat elemen baja adalah sesuai dengan yang tercantum di dalam tabel pabrik pembuat. Berat baja di dalam BQ. Di dalam menghitung volume baja di dalam Bill of Quantity BQ, berat baja dihitung berdasarkan volume berat teoritis sesuai dengan gambar struktur. Berat sisa atau "waste" akibat pemotongan atau pembentukan elemen-elemen struktur dan juga alat penyambung seperti baut, las, angkur dan pelat buhul harus diperhitungkan di dalam analisa harga satuan. 5. Material Baja Jika tidak disebutkan secara spesifik di dalam gambar, maka semua material untuk konstruksi baja harus menggunakan baja yang baru dan merupakan "Hot rolled structural steel" dengan mutu baja ST 37 PPBBI-83 atau ASTM A 36 atau SS 41 JIS. U 3101-1970, yang memiliki tegangan leleh yield stress minimal, Fy = 240 Mpa dan tegangan tarik tensile stress Fu = 400 Mpa. Baja jenis ini umum disebut baja karbon Carbon Steel yang mengandung karbon antara - %. Semua material baja harus baru, bebas/bersih dari karat, lobang-lobang dan kerusakan lainnya, lurus, tidak terpuntir, tanpa tekukan, serta memenuhi syarat toleransi sesuai dengan spesifikasi ini. Baut. Kecuali ditentukan lain dalam gambar, baut penyambung yang digunakan adalah HTB A325 yang memiliki tegangan tarik putus nominal antara 105 - 120 ksi 735 - 840 Mpa. Baut penyambung harus merupakan material baru, dan panjang ulir harus sesuai dengan yang diperlukan. Jika tidak disebutkan khusus di dalam gambar maka baut yang dimaksud adalah type A325-X ulir terletak di luar bidang geser. Baut harus dilengkapi dengan 2 ring, masing-masing 1 buah pada kedua sisinya. Mutu pelat ring harus sesuai dengan mutu baut. Elektroda las. Jika tidak disebutkan secara khusus di dalam gambar struktur, maka elektoda las yang digunakan adalah E70XX, sesuai dengan lokasi penggunaannya. Angkur. Kecuali ditentukan lain di dalam gambar, maka angkur yang digunakan harus memiliki kualitas BJTD 40, dengan panjang penjangkaran minimal sedalam 40 kali diameter. Angkur harus memiliki ulir yang cukup sehingga pada saat digunakan benar-benar dapat berfungsi secara benar. Cat dasar/primer dan cat finish. Seluruh material baja harus dilindungi dengan cat dasar Zinc Chromate dengan tebal seperti tertera di dalam spesifikasi ini. Sedangkan untuk cat finish tertera di dalam spesifikasi teknis arsitektur dan jika tidak disebutkan harus mengikuti ketentuan di dalam spesifikasi ini. Angkur khusus. Untuk menghubungkan elemen struktur beton lama dengan yang baru diperlukan suatu angkur khusus. Angkur tersebut harus termasuk sebagai heavy duty anchor dengan sistem adhesive chemical. Kapasitas tarik dan geser angkur yang dipakai mengikuti apa yang tercantum dalam gambar rencana. 6. Penggantian Profil/ Penampang Pada prinsipnya dalam tahap perencanaan, profil yang digunakan adalah profil yang diproduksi oleh pabrik. Apabila ternyata profil tersebut tidak tersedia, maka Kontraktor dapat mengganti profil tersebut dengan profil lain yang disetujui oleh KP. Usulan perubahan tersebut harus dilengkapi dengan perhitungan yang menunjukkan bahwa profil pengganti tersebut minimal sama kuat dan kakunya dengan profil yang digantikan. Juga harus diperhatikan bahwa tinggi profil pengganti harus mempunyai tinggi maksimal sama dengan profil original, sehingga tidak mengurangi ruang peralatan M&E. Walaupun perubahan profil tersebut disetujui, Kontraktor tetap harus mengantisipasi perubahan tersebut, agar tidak terjadi klaim terhadap waktu pelaksanaan maupun biaya. 7. Toleransi dimensi, panjang dan kelurusan Toleransi dimensi Dimensi yang tercantum di dalam gambar rencana adalah dimensi sesuai dengan yang tertera di dalam tabel pabrik pembuat baja. Di dalam pembuatan terjadi variasi yang menyebabkan terjadinya perbedaan dengan dimensi rencana. Perbedaan terhadap panjang, lebar serta tebal diizinkan sebesar harga terkecil antara 1/32 inci mm atau 5 % dari dimensi rencana. Toleransi panjang. Untuk elemen baja balok, kolom yang dipasang merangka satu terhadap lainnya, toleransi panjang diizinkan sebesar 1/16 inci mm untuk elemen dengan panjang kurang dari meter dan sebesar 1/8 inci mm untuk panjang lebih dari meter. Toleransi kelurusan Kelurusan dari elemen baja dibatasi sebesar 1/500 bentang di antara 2 titik tumpunya, kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Perencana. 8. Uji material Contoh Material. Kontraktor wajib menyediakan contoh material baja, baut dan lain lain untuk diuji pada laboratorium yang disetujui oleh KP/ Konsultan MK. Segala biaya pengujian harus termasuk di dalam penawaran yang diajukan. Uji pengelasan. Apabila dianggap perlu oleh Konsultan MK, maka akan dilakukan testing pada hasil pengelasan. Tipe dan jumlah test untuk pengelasan disesuaikan dengan kebutuhan sesuai AWS serta dilakukan atas biaya Kontraktor. 9. Syarat-syarat Pelaksanaan Gambar kerja/ shop drawing. Sebelum fabrikasi dimulai, Kontraktor harus membuat gambar-gambar kerja yang diperlukan dan menyerahkan gambar kerja untuk diperiksa dan disetujui Konsultan MK. Bilamana disetujui, Kontraktor dapat mulai pekerjaan fabrikasinya. Pemeriksaan dan persetujuan Konsultan MK atas gambar kerja tersebut hanya menyangkut segi kekuatan struktur saja seperti 1. Ukuran/dimensi profil, ketebalan plat-plat, ukuran/jumlah baut/las, tebal pengelasan. Ketepatan ukuran-ukuran panjang, lebar, tinggi atau posisi dari elemen-elemen konstruksi baja yang berhubungan dengan pengangkutan menjadi tanggung jawab Kontraktor. Dengan kata lain walaupun semua gambar kerja telah disetujui Konsultan MK, tidaklah berarti mengurangi atau membebaskan Kontraktor dari tanggung jawab ketidak tepatan serta kemudahan dalam erection elemen-elemen konstruksi baja. 2. Pengukuran dengan skala dalam gambar sama sekali tidak diperkenankan. 3. Pada gambar kerja harus sudah terlihat bagian-bagian tambahan yang diperlukan untuk keperluan montase serta cara-cara montase yang direncanakan. Fabrikasi 1. Selama proses fabrikasi Konsultan MK harus menempatkan staffnya yang berpengalaman dalam fabrikasi baja secara penuh untuk mengawasi pelaksanaan fabrikasi di bengkel kerja Kontraktor. 2. Kontraktor harus memberikan Fabrication Manual Procedure termasuk Procedur Quality Control kepada Konsultan MK untuk disetujui. 3. Fabrikasi dari elemen-elemen konstruksi baja harus dilaksanakan oleh tukang-tukang yang berpengalaman dan diawasi oleh mandor-mandor yang ahli dalam konstruksi baja. 4. Semua elemen-elemen harus difabrikasi sesuai dengan ukuran-ukuran dan/atau bentuk yang diinginkan tanpa menimbulkan distorsi-distorsi atau kerusakan-kerusakan lainnya dengan memperhatikan persyaratan untuk penanganan sambungan-sambungan serta las di lapangan dan sebagainya. 5. Pemotongan-pemotongan elemen-elemen harus dilaksanakan dengan rapi dan pemotongan besi harus dilakukan dengan alat pemotong brender atau gergaji besi. Pemotongan dengan mesin las sama sekali tidak diperbolehkan. Tanda-tanda pada konstruksi baja 1. Semua konstruksi baja yang telah selesai difabrikasi harus dibedakan dengan kode yang jelas sesuai bagian masing-masing agar dapat dipasang dengan mudah. 2. Kode tersebut ditulis dengan cat agar tidak mudah terhapus. 3. Pelat-pelat sambungan dan bagian elemen lain yang diperlukan untuk sambungan-sambungan di lapangan, harus dibaut/diikat sementara dulu pada masing-masing elemen dengan tetap diberi tanda-tanda. Pengelasan 1. Pengelasan harus dilaksanakan sesuai AWS atau AISC Specification dan baru dapat dilaksanakan setelah mendapatkan ijin tertulis dari Konsultan MK. Pengelasan harus dilakukan dengan las listrik, bukan dengan las karbit. 2. Kawat las yang dipakai adalah harus dari produk yang disetujui oleh KP. Ukuran kawat las disesuaikan dengan tebal pengelasan. 3. Kontraktor harus menyediakan tukang las yang berpengalaman dengan hasil pengalaman yang baik dalam dalam melaksanakan konstrksi baja sejenis. Hal ini harus dibuktikan dengan menunjukkan sertifikat yang masih berlaku. 4. Kontraktor harus memperhatikan dengan seksama tipe dan ukuran las yang tercantum di dalam gambar las sudut, las tumpul dan lain-lain, dan Kontraktor harus mempunyai alat untuk mengukur tebal las sehingga dengan mudah dapat diketahui apakah tebal las sudah sesuai dengan gambar atau tidak. 5. Permukaan bagian yang akan dilas harus dibersihkan dari cat, minyak, karat dan bekas-bekas potongan api yang kasar dengan menggunakan mechanical wire brush dan untuk daerah-daerah yang sulit dapat digunakan sikat baja. Bekas potongan api harus dihaluskan dengan menggunakan gurinda agar permukaan baja menjadi baik. Kerak bekas pengelasan harus dibersihkan dan disikat. 6. Metode pengelasan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak timbul distorsi dan tegangan residual pada elemen konstruksi baja yang dilas. Pengelasan pada pertemuan elemen-elemen yang padat seperti pada tumpuan harus dilakukan dengan teknik preheating. 7. Pada pekerjaan las dimana terjadi banyak lapisan las pengelasan lebih dari satu kali, maka sebelum dilakukan pengelasan berikutnya lapisan terdahulu harus dibersihkan dahulu dari kerak-kerak las/slag dan percikan-percikan logam yang ada. Lapisan las yang berpori-pori atau retak atau rusak harus dibuang sama sekali. 8. Untuk memudahkan pelaksanaan serta mendapatkan mutu pengelasan yang baik, maka pada dasarnya semua pekerjaan pengelasan harus dilakukan di bengkel. Bila akan mengadakan pengelasan lapangan harus seijin tertulis dari Konsultan MK. 9. Perhatian khusus diberikan pada pengelasan yang dilakukan di lapangan field weld, dimana posisi dari tukang las harus sedemikian sehingga dapat dengan mudah melakukan pengelasan dengan hasil yang baik tanpa mengabaikan keselamatan kerja. 10. Pada semua pengelasan harus dilakukan pemeriksaan visual untuk mengetahui apakah a. persiapan pengelasan sudah dilakukan dengan baik bersih, gap yang cukup dan lain-lain. c. ukuran dan tipe las sudah sesuai gambar. 11. Pada jumlah lokasi 30% dari seluruh lokasi pengelasan juga harus dilakukan "Liquid Penetrant Test" sesuai dengan AWS D Lokasi pengetesan ditentukan oleh Konsultan MK. 12. Apabila dianggap perlu oleh Konsultan MK atau apabila ada keraguan terhadap hasil "Liquid Penetrant Test" tersebut, maka Konsultan MK dapat meminta pada Kontraktor untuk juga melakukan Radiographic Test sesuai dengan AWS D 13. Laboratorium uji las yang ditunjuk harus mendapat persetujuan Konsultan MK dan semua biaya pengujian las menjadi tanggung jawab Kontraktor. Baut penyambung dan Angkur. 1. Kontraktor harus melakukan pengujian terhadap baut pada laboratorium yang disetujui oleh Konsultan MK, sebelum Kontraktor memesan baut yang akan dipakai. 2. Jumlah baut yang diuji untuk masing-masing ukuran adalah minimum 3 tiga buah. 3. Walaupun test baut tersebut memenuhi syarat, Konsultan MK berhak untuk meminta diadakan uji baut lainnya dengan jumlah 1 satu baut dari setiap 250 baut yang digunakan. Biaya pengujian baut tersebut ditanggung oleh Kontraktor. 4. Posisi lubang-lubang baut harus benar-benar tepat dan sesuai dengan diameter baut. Jika tidak disebutkan secara khusus di dalam gambar, maka diameter lubang baut maksimal mm 1/16 inci lebih besar dari diameter baut. Kontraktor tidak boleh membuat lubang baru di lapangan tanpa seijin Konsultan MK. 5. Pembuatan lubang baut harus memakai bor, untuk konstruksi yang tipis, maksimum 10 mm, boleh memakai mesin pons. Membuat lubang baut dengan api sama sekali tidak diperkenankan. 6. Pemasangan dan pengencangan baut harus dikerjakan dengan kunci momen torsi yang sebelumnya sudah dikalibrasi, sebagai berikut Diameter Baut Torsi inci mm ½ 12 90 12,454 5/8 16 180 24,908 ¾ 19 320 44,287 7/8 22 470 65,038 1 25 710 98,249 1 1/8 28 960 132,844 1 ¼ 32 186,872 1 ½ 38 357,018 7. Setiap pengencangan baut harus dilakukan sampai mencapai gaya tarik baut sesuai dengan spesifikasi AISC. Pelaksanaannya harus diawasi secara langsung oleh Konsultan MK. 8. Panjang baut harus sedemikian rupa, sehingga setelah dikencangkan masih dapat paling sedikit 4 ulir yang menonjol pada permukaan, tanpa menimbulkan kerusakan pada ulir baut tersebut. Panjang baut yang tidak memenuhi syarat ini harus diganti dan tidak boleh digunakan. 9. Untuk menghindarkan adanya baut yang belum dikencangkan maka baut-baut yang sudah dikencangkan harus diberi tanda dengan cat. 10. Percobaan Pengangkatan di Bengkel Untuk memudahkan pengangkatan konstruksi baja di lapangan, maka disyaratkan agar dilakukan percobaan pengangkatan di pabrik workshop assembly, sehingga dapat diketahui dengan jelas mengenai ketepatan/keakuratan elemen-elemen konstruksi baja yang terpasang berikut sambungan-sambungannya. Percobaan tersebut penting untuk dilaksanakan, agar dapat diketahui dengan pasti ketepatan ukuran dan juga kekuatan konstuksi baja tersebut, serta dapat dilakukan penyempurnaan sebelum baja tersebut dipasang pada tempatnya. 11. Metode Pengangkatan Waktu pengajuan. Selambat-lambatnya 2 dua minggu sebelum pengangkatan dimulai, Kontraktor harus mengajukan secara tertulis permohonan untuk hal ini. Metode dan skedul pengangkatan tersebut harus disetujui oleh Konsultan MK. Metode pengangkatan harus mencakup antara lain 1. Rencana pengiriman baja dari bengkel. 2. Lokasi penyimpanan elemen baja yang hendak dipasang. 3. Alat-alat bantu yang digunakan berikut perlengkapannya. 4. Urut-urutan pengangkatan. 5. Langkah pengamanan selama pengangkatan berlangsung. 6. Pengaku sementara untuk pengaman konstruksi selama pengangkatan berlangsung. 7. Skedul pengangkatan elemen-elemen baja. 8. Perlengkapan yang diperlukan sebelum dan selama pengangkatan. Pemeriksaan akhir sebelum pengiriman. Kontraktor harus membuat jadual rencana pengiriman dari pabrik ke lapangan kepada Konsultan MK. Dengan jadual tersebut, Konsultan MK dapat mengatur waktu untuk pemeriksaan akhir sebelum baja dikirim. Setiap pengiriman tanpa pemberitahuan terlebih dahulu dapat ditolak oleh Konsultan MK dan risiko biaya serta akibat lainnya menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya. Lokasi penempatan baja di lapangan. Penempatan elemen baja di lapangan harus pada tempat yang kering/ terlindung sehingga elemen-elemen tersebut tetap dalam kondisi baik hingga terpasang. Konsultan MK berhak untuk menolak elemen-elemen baja yang rusak karena salah penempatan atau rusak akibat proses apapun juga. Waktu pengangkatan. Pengangkatan elemen-elemen baja hanya boleh dilaksanakan setelah metode dan jadual pengangkatan disetujui oleh Konsultan MK. Posisi angkur dll. Sebelum pengangkatan dimulai, Kontraktor harus memeriksa kembali dudukan/ posisi angkur-angkur baja untuk memastikan bahwa semuanya dalam kondisi baik dan tidak mengalami kerusakan, demikian juga dengan jarak dan lain-lain sesuai dengan gambar kerja. Perhatian khusus dalam pemasangan angkur-angkur untuk rangka baja dimana jarak-jarak/kedudukan angkur-angkur harus tetap dan akurat untuk mencegah ketidak cocokan dalam erection, untuk ini harus dijaga agar selama pengecoran angkur-angkur tersebut tidak bergeser, misalnya dengan mengelas pada tulangan kolom/balok atap. Keselamatan di lapangan. Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan pekerja-pekerjanya di lapangan. Untuk itu Kontraktor harus menyediakan ikat pinggang pengaman, topi pengaman, sarung tangan dan alat lain yang diperlukan selama pekerjaan berlangsung. Kegagalan pengangkatan Kontraktor harus merencanakan pengangkatan ini dengan baik dan mempersiapkan segala alat penunjang agar proses pengangkatan dapat berjalan sesuai dengan rencana. Kegagalan pengangkatan akibat kelalaian maupun sebab lainnya menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya, baik terhadap biaya maupun waktu. Kerusakan elemen baja Secara prinsip elemen baja yang rusak baik karena salah pemotongan maupun tidak memenuhi toleransi yang disyaratkan tidak diizinkan untuk digunakan pada proyek ini, kecuali diizinkan oleh KP. Tenaga ahli untuk pengangkatan. Untuk proses pengangkatan di lapangan, Kontraktor harus menyediakan tenaga ahli dalam bidang konstruksi baja yang senantiasa mengawasi dan bertanggung jawab atas pekerjaan ini. Tenaga ahli untuk mengawasi pekerjaan tersebut harus mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan MK. Las lapangan. Secara prinsip las di lapangan sedapat mungkin dihindarkan. Jika pengelasan harus dilakukan di lapangan dengan alasan tertentu, maka Kontraktor wajib membuktikan bahwa hasil las lapangan tersebut secara teknis memenuhi syarat. Untuk itu Kontraktor harus mengusulkan cara pengujian atas hasil las lapangan ini, agar dapat disetujui oleh Konsultan MK. Uji las tersebut meliputi antara lain tebal las, kualitas las dan kepadatan las. 12. Pengecatan Persiapan Pengecatan Semua permukaan elemen baja sebelum dicat harus bebas dari 1. lapisan mill, yaitu lapisan tipis mengkilap yang berasal dari pabrik baja. 2. karat 3. minyak dan bahan kimia lainnya. 4. kotoran yang akan mempengaruhi kualitas pengecatan. Pembersihan harus dilakukan dengan menggunakan "mechanical wire brush" sikat baja mekanis dan tidak boleh menggunakan sikat baja manual, kecuali hanya untuk permukaan-permukaan yang betul-betul tidak dapat dijangkau oleh "mechanical wire brush" tersebut, sebelum pengecatan dilakukan. Pembersihan dengan menggunakan sand blasting sangat dianjurkan, terutama untuk permukaan baja yang mengalami korosi. Pengecatan Primer/Dasar Setelah persiapan pengecatan seperti tersebut di atas, elemen baja dicat dasar sebagai berikut Item Cat Dasar Tipe Zinc Chromate Merk ICI atau Danapaint Ketebalan 35 micron Cat dilakukan di Workshop/ pabrik Apabila cat dasar yang sudah dilakukan belum sempurna, maka Kontraktor wajib memperbaiki kondisi ini dengan melakukan pembersihan atas cat dasar tersebut dan pengecatan diulang kembali sesuai dengan prosedur yang ada. Cat Finish. Jika tidak disebutkan secara khusus maka cat finish harus dilakukan 2 dua kali dengan ketentuan sebagai berikut Item Cat Finish I Cat Finish II Tipe Cat dov Cat dov Merk ICI atau Danapaint ICI atau Danapaint Ketebalan 30 micron 30 micron Cat dilakukan di Pabrik Pabrik Sama seperti cat dasar, maka cat finish I maupun cat finish II baru boleh dilaksanakan setelah lapisan cat-cat sebelumnya betul-betul kering. Kontraktor wajib melakukan pengecatan sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan yang diinginkan. Hasil yang tidak sempurna, harus diperbaiki dan Kontraktor bertanggung jawab atas segala risiko yang terjadi. Pemeriksaan tebal cat. Untuk memeriksa tebal cat, Kontraktor harus menyediakan alat ukur khusus untuk itu. Baja yang dibungkus dan baja sementara. Khusus untuk elemen baja yang akan dibungkus beton atau baja yang tidak permanen, maka bagian permukaan tersebut hanya dicat dengan cat dasar saja. 13. Anti Lendut Secara umum konstruksi baja harus difabrikasi dengan memperhatikan anti lendut khususnya untuk kuda-kuda dan kantilever. Besarnya anti lendut adalah minimum sama dengan besarnya lendutan akibat beban mati. Besarnya anti lendut tersebut dapat dilihat pada gambar atau jika tidak disebutkan secara khusus besarnya adalah sebesar 1/350 kali bentang. RWoz1. 229 89 122 57 69 301 286 18 211